Langsung ke konten utama

Puisi Sahabat

SAHABATKU


Berjauhan adalah pilihan
Bersama adalah sebuah kebahagiaan
Kita bisa karena bersama
Lalui luka juga bahagia


Kalian keluarga kedua bagiku
Segala keluh selalu kuceritakan
Tiap jeritan yang memilukan
Kalian tetap sahabatku


Kuharap kita bisa melalui 
Segala kerumitan dalam diri kita 
Semoga kita bisa menghargai
Tiap perbedaan antara kita


Kalian terbaik dari yang terbaik
Aku bisa merasakan ketika bersama
Harapan yang paling diharapkan
Ketika kata perpisahan kita ubah menjadi kenangan mendalam



CampuFam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi pendek

BIDADARI PENERANG Kau lebih indah dari cahaya mentari Kau lebih berwarna mengalahkan pelangi Kau adalah bidadari Penerang jalanku tiap hari Tiap langkahmu Tiap nafasmu Tiap doamu Selalu terselip namaku Kau candu rinduku saat jauh  Rasanya tak sanggup untuk menjauh Ingin kupeluk erat tubuhmu Agar aku merasa letihmu Tangisku adalah cambukmu Senyumku adalah kebahagiaanmu Kau selalu menyembunyikan Kutau untuk kebaikan Banyak sekali kasih sayang yang kau berikan Terimakasih karna terus memperhatikan Sulit untuk mengganti Semua jasa yang kau beri

Puisi AADC

  TENTANG SESEORANG Kulari kehutan, kemudian menyanyiku Kulari kepantai, kemudian teriakku Sepi-sepi dan sendiri Aku benci! Aku ingin bingar Aku mau dipasar Bosan aku dengan penat Dan enyah saja kau pekat Seperti berjelaga jika ku sendiri Pecahkan saja gelasnya biar ramai Biar mengaduh sampai gaduh Ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih Kenapa tak goyangkan saja loncengnya, biar terdera Atau aku harus lari kehutan lalu belok ke pantai?

Penyesalan

Aku pernah menyukai sesuatu yang tak tersampaikan Ini tentang perasaan Kamu mengubah segalanya dalam hidupku Dan juga memberi luka yang amat pahit padaku Bimbang yang terus menghantam setiap hariku Jauh dari rasa ramai hatiku Candu Rindu Yang terus menghampiri Dulu aku pernah berfikir kita akan bisa berjuang bersama Sampai saatnya kamu mendustai semuanya Kamu pergi bersamanya Dan aku disini menetap dengan hampa Rasanya penyesalan terus bergelut dalam diriku Mengapa terus membuang waktu Untuk kamu canduku Yang terus melukaiku